Pertemuan ke-4 : Senin, 08 Juni 2020
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : EMI SUDARWATI
Topik : BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN
BUKU
Oleh : Tabita Bungan,S,Pd
Mari kita mengenal frofil
pemateri kita hari ini
. Beliau adalah alumni Jurusan Bahasa Daerah IKIP Negeri
Surabaya tahun 1993 dan lulus 1998. Mengajar di SMPN 1 Baureno sejak tahun
2005. Disamping aktif mengajar juga telah menulis dan menerbitkan beberapa
karya sastra Jawa dan sastra Indonesia,editor lebih dari 250 buku karya siswa
dan guru Indonesia
Sebagai PJ Budaya
Lingkungan dan Pembiasaan Sekolah, aktif sebagai Pembina majalah siswa Bhakti sampai saat ini.
Penggagas perpustakaan
mini di kelas IXF,dan mengupayakan pengembanga diri Teater Bhakti. Beliau juga
pengurus MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Bojonegoro ini juga sebagai salah satu Guru
Ahli di pusat Belajar Guru Kabupaten Bojonegoro.
Penulis novel berjudul
Ngilon(2014),Novel Kinanthi(2017),Rona Hidup (2018), Petualangan Siswa
Indigo(2019), Novel Sujud Sangisore Talang Mas,dan Kumpulan Esai Menulis dan
menerbitkan buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia(2019). Bergabung dengan
Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI).
Pengelola TBM Kinanthi
ini juga pimpinan Grup Patungan Buku Inspiratif yang sudah menerbitkan hampir
400 buku ber-isbn. Pada tanggal 28 Oktober, mendapat penghargaan dari Balai
Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif. Pada tahun yang sama juga
mendapat penghargaan sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat
Nasional
Pada tahun 2016,sebagai
juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun yang sama
juga sebagai juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional Kategori SORAK
(Seni,Olahraga,Agama dan Muatan Lokal, dan Bimbingan Konseling). Prestasi ini
yang mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda.
Mempelajari system pendidikan
yang ada di Universitas Windeshem dan Iclon Universitas Leiden. Juga berkunjung
ke sekolah – sekolah terbaik di Holland an Nederlans
Pada tahun 2013. Penulis bergabung dengan sebuah kelompok
penulis di Bojonegoro. Namanya PSJB
(Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Di
sana penulis banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior. Seperti : JFX. Hoery
(Padangan-Bojonegoro), Sunaryata
Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang
Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG
(Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Dari orang-orang hebat
di dunia tulis-menulis itu, akhirnya penulis mendapatkan pencerahan. Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa
diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).
Pada awal tahun 2014 ini
terbitlah Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan
judul buku LUNG.
Pada penghujung tahun
2014. Kembali bekerja sama dengan PSJB,
penulis menerbitkan buku karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno. Tidak berhenti sampai di situ. Karya-karya ini juga mendapat sambutan baik
dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat
itu.
Sampai-sampai penulis
dan siswa didatangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk
wawancara. Alhasil, besuknya tayang di
surat kabar harian radar Bojonegoro yang sangat terkenal itu. Dari sana,
semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut. Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro
banyak diserbu pembeli buku. Semua ingin
membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.
Buku karya Emi Sudarwati
dan siswa SMPN 1 Baureno menjadi
inspirasi bagi banyak sekolah. Bukan
hanya di Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain. Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai
media, baik cetak maupun on line. Akhirnya bisa tampil di berbagai media tanpa
harus membayar sepeserpun.
Pada tahun 2015 ini,
penulis ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional. Awalnya ada rasa tidak percaya diri. Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku
kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi. Akhirnya penulis mengirimkan karya inovasi,
meskipun dengan setengah hati.
Namun tidak disangka,
ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas. Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia,
penulis diundang ke Jakarta untuk presentasi.
Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga. Seusai lomba, seluruh finalis diajak
berwisata di Dufan. Meskipun belum mendapat
juara, namun penulis sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat
dari seluruh tanah air.
Di samping itu, penulis
juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT. PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra
Jawi Bojonegoro. Sedangkan BBJT
kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.
Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan
sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa
berdedikasi.
Puji sukur, penulis
mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi. Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan
beberapa buku karya sastra siswa. Semua
itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih
berinovasi lagi. Dengan status baru ini,
penulis merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus
literasi di manapun juga. Bukan hanya
untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.
Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.
Pada tahin 2016, penulis
ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro. Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua
kalinya. Karena banyak guru menolak
mengikuti seleksi tersebut, akhirnya penulis ditugaskan lagi. Ternyata tidak sia-sia. Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga
puluhan peserta.
Pada tahun yang sama,
penulis kembali mengirimkan karya inobel.
Kali ini bukan atas inisiatif
bapak kepala sekolah, tetapi keinginan penulis sendiri. Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu
menginspirasi. Kali ini bukan karya
baru. Namun karya lama yang diedit,
dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri. Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori
SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).
Tidak lama seusai lomba,
penulis mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda. Belajar sistem pendidikan di negri kaum
penjajah yang super maju itu. Berkunjung
ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden. Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik,
yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.
Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri
Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.
Sepulang dari Belanda,
masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.
Lagi-lagi, di samping
belajar juga bisa berwisaya keliling kota terindah di negeri ini. Kali ini, semua peserta mendapat materi
merubah naskah inobel menjadi jurnal.
Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam
jurnal berkelas nasional. Nama jurnalnya
adalah DEDAKTIKA.
TAHUN 2017
Tidak berhenti sampai di
situ. Beberapa bulan berikutnya. Penulis diundang untuk mengikuti workshop
Literasi di Kota Batam. Tidak ingin melewatka
kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu
Singapura. Sehari di kota lion,
melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.
Bukan aji mumpung atau
apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik. Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke
Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut.
Kebetulan juga bertepatan dengan liburan
sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di
sekolah.
Paska menyandang
predikat juara I inobelnas, penulis belum boleh lagi mengikuti lomba yang
sama. Tentu dalam waktu yang belum bisa
diprediksi. Oleh karena itu, penulis
tidak ingin kesepian. Lalu mengajak
teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku. Penulis menyebutnya dengan istilah Patungan
Buku Inspiratif.
Bukan hanya karya yang
bersifat ilmiah. Namun dalam grup
tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi,
kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya.
Dalam perkembangan
selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan. Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI
(Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).
TAHUN 2018
Ratusan buku lahir dari
grup Patungan Buku Guru Inspiratif.
Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka
nama grup dirubah. Yaitu menjadi
Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Beberapa
undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan. Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban,
Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.
Akhirnya penulis
berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari
Sabtu-Minggu atau Jumat sore.
Sedang di Bojonegoro
sendiri, penulis aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG). Setiap saat harus siap menerima panggilan
sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.
Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru. Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG
kecamatan.
Selain di PBG, juga
penulis juga aktif di PGRI. Yaitu
sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis buku. Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih
inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis.
Menghimbau agar
guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media. Jangan berharap sekali kirim pasti tayang
atau dimuat. Namun harus bersabar,
terus-menerus mengirim naskah. Lama kelamaan
pasti dimuat juga.
Bukan karena penerbit
merasa kasihan, tapi memang pengalaman meulis itu sangat diperlukan. Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti
sudah terus menerus belajar menulis pula.
Dari proses tersebut kita belajar.
Belajar meminimalisir kekesalahan.
TAHUN 2019
Penulis mengawali
terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.
Karya ini ditulis berdua dengan suami.
Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan penulis dengan
suami semakin bahagia.
Selanjutnya, di tahun
yang sama. Penulis ingin menerbitkan 2
buku tunggal dan beberapa buku patungan.
Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji
dan umrah. Sedangkan buku tunggal yang
ke dua adalah ini, Menulis dan
menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia. Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.
Adapun untuk patungan,
seperti biasa saja. Yaitu menulis
bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif. Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang,
Saat ini saya
konsentrasi mengelola TBM Kinanthi.
Peristiwa Peluncuran TBM, Sanggar Teater, Toko Buku Kinanthi
PENERBITMAJAS.com - Minat baca masyarakat terhadap buku-buku bacaan bermutu
ternyata lumayan. Namun ternyata pula ketersediaan buku-buku itu belum seperti
yang diharapkan.
Oleh karena itu seorang pemuda Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro mengajak kerja sama Taman Baca Masyarakat Kinanthi untuk dapat mengelola TBM Kinanthi. Ini guna perwujudan aktivitas membaca buku sekaligus aktivitas belajar menulis.
Oleh karena itu seorang pemuda Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro mengajak kerja sama Taman Baca Masyarakat Kinanthi untuk dapat mengelola TBM Kinanthi. Ini guna perwujudan aktivitas membaca buku sekaligus aktivitas belajar menulis.
Sambutan Ketua TBM Kinanthi sangat bagus
dan bagai gayung bersambut didukung oleh KBM (Komunitas Belajar Menulis)
Kepohbaru. Maka terselenggaralah acara peluncuran TBM, Sanggar Teater, Toko
Buku Kinanthi pada 22 September 2019.
Pemuda itu bernama Rony (foto ke-3 dari atas
saat memberi sambutan) yang pada acara itu berperan sebagai Ketua Panitia.
Ketua TBM Kinanthi adalah Emi Sudarwati, S.Pd. (foto paling bawah ke-3 dari
kiri) guru SMPN 1 Baureno yang telah malang melintang di dunia literasi
Indonesia.
Ketua KBM adalah Sigit Priatmoko dosen
Unisma/Universitas Islam Malang (foto ke-2 dari bawah saat memberi sambutan).
Ketiganya memberi sambutan pada acara di Desa Blongsong Kecamatan Baureno pada
hari bersejarah itu. Bertindak juga sebagai panitia adalah Slamet Widodo, S.Pd.
(foto paling bawah ke-2 dari kanan) guru MTsN 3 Bojonegoro, M. Alim, S.Pd.
(foto paling bawah paling kanan) guru SMKN Kepohbaru.
Peserta acara adalah masyarakat umum sekitar 60 orang peserta yang
terdiri dari siswa-siswi, guru, lain-lain, dari Bojonegoro, Lamongan, Tuban.
Puncak acara adalah Pelatihan Menulis Puisi oleh Yonathan Rahardjo yang dikenal
sebagai sastrawan Indonesia. Sebelum pelatihan, Emi Sudarwati memberi materi
motivasi dunia penulisan. Pelatihan disemarakkan dengan tanya jawab dan atraksi
pembacaan puisi oleh para peserta. (Foto: Viyo, ES, YR)
Untuk penerbitan buku.
Saya kerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek
Mandiri).
SESI TANYA JAWAB
T: Bagaimana awal mulanya ibu
membuat buku ....apakah punya ide tersendiri atau Bagaimana? Jeferson bandung
jawabarat
J: Baik Pak. Awal tahun 2013 saya sudah kepikiran ingin
Menerbitkan Buku. Tapi belum tahu caranya.
Untunglah akhir tahun 2013 dipertemukan dengan Kawan-kawan PSJB. Sehingga tahun 2014 terbit buku perdana
bersama siswa. Karena saya tidak mau
sukses sendirin. Saya ingin siswa desa
pun bisa dikenal.
T: Selamat malam Ibu Perkenalkan
saya ibu Aning S dari Pati ...gel 12 Saya masih terheran heran Bu...untuk buat
pertanyaan ..Bu Emi hebat. Untuk pengiriman naskah atau materi untuk dibukukan
...apakah harus sudah dalam keadaan siap cetak ? Apa yang layout pihak percetakan?
Bagaimana untuk naskah yg dikirim hanya berupa karya saja..berapa beaya yg
harus dibutuhkan? ( jika Caver dan layout bukan penulis)
J: Senang berkenalan dengan Bu
Aning. Naskah usahakan dikirim lengkap.
Mulai judul, kata pengantar, daftar isi,
isi buku,bdan biografi penulis. Sedangkan
edit, layout dan desaig kover akan
dikerjakan TIM kami. Namun jika
Bapak/Ibu berkenan membuat kover sendiri juga diperbolehkan.Tapi tidak akan
mengurangi biaya ke penerbit.Ukuran kertas sudah A5 ya. Jadi bisa langsung
dihitung biayanya. Adapun biaya
penerbitan, tergantung jumlah halaman dan banyaknya cetak.Cetak minimal 10 eks.Kalau
jumlah halamannya 50-60 halaman, biayanya 480.000.Sudah termasuk edit, lay out,
desaig kover dan ISBN.
T : Saya Santi dari Jayapura
1. Untuk menerbitkan di Penerbit Majas, setelah
dikirimkan naskah lengkap dan bukti yg, bagaimana dengan proses editor dan
penerbitan ISBN nya
2. Apabila ternyata naskah kami ditolak , apakah ada
pemberitahuan kepada kami?Karena pernah penerbit lain ber bulan bulan tdk ada
info kepada penulis ternyata naskah nya ditolak.
3. Beberapa kali saya ikut lomba TK nasional baik
LKG ,inobel, MTMH atau lainnya, tetapi paling mentok di juara dua atau tiga.
Dan belum pernah juara satu Bisa kah ibu berbagai trik agar menjadi sang juara.
Sebagai motivasi kami semua.Terimakasih
J:
Baik. Salam kenal Ibu Santi yang hebat.
1. Saya adalah salah satu editor di Penerbit Majas. Masih
banyak juga editor lainnya. Termasuk Bu Hati dll. ISBN dll juga akan diurus tim
kami.
2. Jika naskah ditolak, akan langsung saya
kabari.Karena kami penerbit Indi,maka tidak banyak naskah yang ditolak.Alasan
ditolak: plagiat lebih dari 40%.
3. Keren Bu.
Saya tidak ada trik khusus.
Jangan mudah mengarah dan terus belajar dan perbaiki karya kita. Tahun
2015 saya hanya finalis inobel. Lalu
tahun 2016 saya perbaiki naskah yang sama.
Tentu dengan mendengarkan kritik dan saran dari dewan juri. Saya sih tidak ambisi ingin juara 1. Tujuan saya ikut lomba hanya ingin belajar dari
peserta lain. Karena mereka berasal dari
daerah seluruh Indonesia. Mereka
rata-rata terbaik dari daerah masing-masing.
T: 1. Jika kita menulis buku
dengan menggunakan bahasa jawa, dialek yg dipakai dialek mana? apakah dialek di
sktr kita? berhubung basa jawa itu bnyk dialeknya. atau ada standar tersendiri?
2. Referensi yg dipakai apakah hrs
referensi buku berbahasa jawa jg? atau bolehkan referensinya buku bhs ind ? terima
kasih..dr Ika Fitriyati (Yogyakarta)
J:
Salam kenal Ibu Ika.
1. Saya menulis menghunakan Bahasa
Jawa baku untuk buku ajar/pelajaran.
Sedang buku cerita atau puisi (Gurit) menggunakan Dialek
Bojonegoro. Dialog di cerita bisa
menggunakan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Asing.
2. Referensi bisa gunakan Bahasa
Jawa, Indonesia maupun Bahasa Asing.
T:
Maaf bertanya, untuk PTK . Ini asli naskah PTK atau bgmn? Yg dikirim ke
penerbit ?
J: Naskah PTK harus sudah dirubah
sistematikanya seperti buku. Jadi ada beberapa yang boleh dihilangkan. Ada pula yang harus disederhanakan. Boleh 1 PTK atau lebih baik 1 buku terdiri
dari kumpulan beberapa PTK.Tapi kalau Ibu mau mengirim naskah asli juga boleh.Namun
ada biaya tambahan 100.000.Karena tim akan memangkas sesuai kreteria kami.
T: Ijin Om Jay, mau tanya ibu
narsum hbt bagaimn konsep dasar yg ibu
berikn kpd ank2 agr ank2 kita senang dan mau menulis, hingga bisa Sasi Sabu?
J: Baik. Selam kenal Bapak Nengah.Sebelum mulai
pelajaran, saya minta 1 siswa membaca cerita.
Lalu yang lain mendengarkan.
Setelah itu semua membuat ringkasan cerita. Kemudian secara acak mereka membaca ringkasan
cerita di depan kelas. Lama-lama akan terbangun kultur membaca dan lalu
menulis.
T: Suryan - Bangka Barat Saya agak
tertarik dg nominal angka di penerbitan itu, apa dan bagaimana kelanjutan angka2
tesebut, termasuk jika ingin memperbanyak eksemplar buku tsb selain yg 10 td?
Terimakasih
J: Baik Pak Suryan.Jika ingin cetak
dengan jumlah banyak akan lebih murah.Kalau mau cetak ulang juga bisa. Biayanya
tentu selisih. Tapi maaf, saya tidak hafal.
Harus lihat tabel.
T: Titin Sumartini dari Subang
1.Apa tips ibu sehingga ibu
mendapatkan inobel tingkat Nasional
2.Jika satu buku satu siswa,
darimana sumber dana percetakannya, sedangkan mereka belum mampu mencari uang
sendiri
J: www,Bu Titin
1. Tidak ada tips khusus Bu. Saya
jug tidak ada ambisi untuk juara 1. Niat
awal saya hanya ingin belajar. Jika
akhirnya juara, itu bonus dari Allah.Jangan mudah menyerah ya. Semangat belajar dan terus berkarya.
2. Biaya penerbitan dari orang tua
siswa.Tapi kalau ada anak-anak yang kurang mampu. Tapi karyanya bagus, saya
siap membiayai dengan uang pribadi.
T: Husnul Hafifah dari Bondowoso,
Luar biasa sekali menyimak kisah bu umi
sudarwati dalam menulis dan menerbitakan buku, serta aktivitasnya dalam
menyebarkan inspirasi dan menggugah guru serta siswa dalam menulis. Dari karya
buku yg ibu tulis saya mhn pencerahan tentang:
1.Perbedaan PTK dan Karya inobel .
2. Tantangan terbesar ibu dalam
menggerakkan diri sendiri, guru lain dan siswa Adakah tips khusus agar agar
mereka mau bergerak
3. Ada karya ibu juga Haiku. Mhon
pencerahannya tentang Haiku
J: 1.
Karya inobel harus bersifat beda, baru atau pembaharuan. Sedangkan PTK boleh
menguji coba karya orang lain di kelas kita.
2. Saya tidak pernah menganggap
apapun sebagai tantangan. Mengalir saja
seperti air. Agar mereka mau bergerak,
kita harus memberi contoh. Jangan bicara
kalau belum melakukan.
3. Haiku itu puisi pendek. Terdiri
dari 3 baris. Strukturnya 5:7:5. Jadi baris pertama terdiri dari 5 suku
kata. Baris ke 2 ada 7 suku kata. Dan
baris ke 3 ada 5 suku kata. Haiku ini
aslinya berasal dari Jepang.
T: Selamat Malam bu Emi.. Saya bu Agathe dari
Kapuas Kalimantan Tengah.Misalkan saya mau menulis buku LKS tuk siswa.
Sumbernya dari berbagai buku yang ada, menyesuaikan dengan waktu, keadaan dan
ketersediaan di lokal. Apakah itu bisa jadi sebuah buku ?
J: Kumpulan
soal bisa saja menjadi buku.Cantumkan daftar pustaka, jika ibu mengutip dari
berbagai sumber
T: Malam ibu Emi. Bisakah ceritakan bu, isi dari buku LUNG yg ibu
terbitkan bersama Siswa SMPN 1 Baureno?
Saya penasaran bagaimana kombinasi duet antara Guru dan Siswa dalam menulis
hingga menerbitkan buku? Bagaimana teknik pembagian naskahnya? AAM NURHASANAH,
LEBAK-BANTEN.
J:Malam Bu Aam.
Buku Lung berisi 23 cerita pendek.
Saya hanya menulis 1 judul saja.
Sedang yang 22 judul ditulis oleh siswa. Saya sudah lupa judul-judul nya. Itu sudah lama sekali. Harus buka-buka bukunya lagi kalau mau tahu
isinya.
T: Apa kiat-kiat yang harus saya lakukan agar
bisa merangkai kalimat, bu Emy? Saya
sangat susah jika harus merangkai kalimat apalagi jika setiap kalimat itu mau
dipadukan menjadi sebuah paragraph Dari:
Marnawati, Tanah Bumbu-Kalsel
J: Ok Bu Marwati. Agar bisa merangkai kata dengan
baik ada bebera langkah:
1. Baca
2. Baca
3. Baca
Jadi harus banyak membaca.
4. Tulis
5. Edit
Semua perlu pembiasaan.Karena
menulis itu ketrampilan.Jadi bisa dipelajari dan dibiasakan.Bukan sulapan.
T: Perkenalkan saya bu sitti halimah dari kota
jayapura.Gel. 12, Bu Emi super
.....banyak banget bukunya, tiada hari tanpa menulis. Maaf bu Emi mau
tanya,pernahkah ibu merasa jenuh untuk menulis,bagaimana cara mengatasinya
J: Saya manusia biasa.Pasti punya rasa jenuh.Kalau
sudah begitu, saya akan mencari hiburan. Bisa jalan-jalan atau makan-makan
dengan keluarga.Saya hanya menulis 10-20 menit saja setiap hari. Tidak
terus-menerus. Tapi setiap hari. Baik di blog, laptop maupun HP.
T: Suhaimi aceh ..Luar biasa, semoga semangat dan
ilmu ibi Emi dapat tertular kepada kami ini.Mohon diberikan motivasi dan
ceritakan kepada kami, tips yang membuat ibu bisa bersemangat begitu dalam
menulis.Bagaimana cara ibu mengatur waktu ( menejemen waktu) antra menulis
dengan kegiatan lainnya.
J: Malam ibu Suhaimi. Aamiin....Agar motivasi kita selalu
terbangun, tentukan alasan kita menulis.
Kalau saya,. Menulis untuk mengukir sejarah sendiri. Semua karya pasti akan menemukan
takdirnya. Menulis tidak butuh waktu
khusus. Saya hanya menulis 10-20 menit
saja setiap harinya. Tapi harus rutin
ya. Baik itu di blog pribadi, laptop, maupun HP.Sedangkan waktu saya yang
lain masih 23 jam lebih. Bisa lah
melakukan apa saja.
Simpulan:
Buku adalah bukti sejarah. Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di
dunia ini. Oleh karena itu, saya ingin
mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya
sendiri. Semoga buku sederhana ini
mengispirasi banyak orang.
Terima Kasih
Salam
Mantap bu....
BalasHapustetep semangat bu. karyanya mulai bagus
BalasHapus